Wednesday, January 7, 2009

:: Berimannya Seorang Ahli Oceanography ::
( Rabu, 29 Oktober 2008. Dikirimkan oleh : Hb.Zen Umar Smith )

Kebenaran Alquran adalah haq, dan isi kandungan kalam Allah ini, telah membuat banyak para ahli ilmu pengetahuan terkagum-kagum dan mendapatkan hidayah sehingga beriman. Ketika kita membaca salah satu surah dari Al Furqan ayat 53, dibawah ini

" Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi ".

tidak tergerak hati kita untuk meneliti atau mencari tahu tentang rahasia ini. Tetapi tidak demikian dengan seorang Jacques Yves Costeau, seorang oceanographer dan ahli selam terkemuka berkebangsaan Perancis. Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton tayangan TV `Discovery', pasti kenal Orang tua yang berambut putih ini, yang sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seluruh dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk dinikmati oleh pemirsa di berbagai negara.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa sumber mata air tawar-segar yang sangat jernih dan nimat rasanya, karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu membingungkan Mr Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin ditengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu, setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Sang Profesor itu segera mengutip pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan pada surat Ar-Rahman ayat 19-20 ( yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez ).

Ayat itu berbunyi "Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan..." Artinya: " Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing ."

Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.” Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir; yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi “.

Memang, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju min huma lu'lu`u wal marjaan" artinya " yang artinya “ Keluar dari keduanya mutiara dan marjan." Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Dalam pikiran ahli ini, mustahil Al Quran ini disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman, di saat belum adanya peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil, di kedalaman samudera.

Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 21. Beliau pun berkata bahwa Al-Qur'an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah SWT, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Rupanya hidayah Allah turun kepadanya dan dia pun beriman dan memeluk agama Islam.

Allahu Akbar... sesungguhnya Allah akan memberi hidayah kepada siapapun yang dikehendaki. Kebenaran tentang Firman Allah SWT telah mampu merubah banyak ahli ilmu pengetahuan di dunia ini. Tetapi sangat disayangkan sebagian besar dari umat islam justru menjadikan Al Quran, tidak lebih dari sebuah bacaan rutin tanpa memahami makna yang terkandung didalamnya. Lebih memprihatinkan lagi ada sebagian dari umat islam yang katanya dianggap sebagai intelektual muslim, justru mempertentangkan Al Quran dengan ilmu pengetahuan modern, atau bahkan menafsirkan Al Quran dengan pola pikir mereka sendiri. Maha Benar Allah dengan segala firmanNya

(dipetik daripada : http://www.rabithah.net/in/posting.php?id=15 )

Tuesday, January 6, 2009

Kisah penjual tempe
ASSALAMUALAIKUM. ..
bagus kisah nih..bacalah. .sesungguhnya tiada kuasa lain yang dapatmenandingi kekuasaan Allas swt..amin
kisah penjual tempe
moga menjadi iktibar.
Ada sebuah kampung di pedalaman Tanah Jawa. Disitu ada seorangperempuan tua yang sangat kuat beribadat. Pekerjaannya ialah membuat tempe danmenjualnya di pasar setiap hari.. Ia merupakan satu-satunya sumberpendapatannya untuk menyara hidup. Tempe yang dijualnya merupakan tempeyang dibuatnya sendiri.

Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siapuntuk pergi menjual tempenya, tib a tiba dia tersedar yang tempenyayang diperbuat daripada kacang soya hari itu masih belum menjadi, separuhjadi. Kebiasaannya tempe beliau telah masak sebelum bertolak. Diperiksanyabeberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah kesemuanya belum masak lagi.
Perempuan tua itu berasa amat sedih sebab tempe yang masih belummenjadi pastinya tidak akan laku dan tiadalah rezekinya pada hari itu. Dalamsuasana hatinya yang sedih, dia yang memang kuat beribadah teringatakan firman Allah yang menyatakan bahawa Allah dapat melakukanperkara-perkara ajaib, bahawa bagiNya tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat keduatangannya sambil berdoa , "Ya Allah , aku memohon kepadaMu agar kacangsoya ini menjadi tempe. Amin"

Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Diasangat yakin bahawa Allah pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuantua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan hujung jarinya dan diapun membuka sikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang soya itu menjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang tu masihtetap kacang soya.

Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurangjelas didengar oleh Allah. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula danberdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu bahawa tiada yang mustahil bagiMu.Bantu lah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe kerana inilah matapencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang soyaku ini kepada tempe,Amin"
Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikitbungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan hairan apabilatempenya masih tetap begitu!! Sementara itu hari pun semakin meninggisudah tentu pasar sudah mula didatangi ramai orang. Dia tetap tidakkecewa atas doanya yang belum terkabul. Walaubagaimanapun keranakeyakinannyayg sangat tinggi dia bercadang untuk tetap pergi ke pasar membawa barangjualannya itu. Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan pemergian ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan mas ak.

Dia berfikir mungkin keajaiban Allah akan terjadi semasa perjalanannyake pasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannyauntuk berdoa. "Ya Allah, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku.Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau kurniakanlahkeajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini. Amin". Lalu dia pun berangkat.Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalamhatinya.

Sesampai sahaja di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya.Hatinya betul-betul yakin yang tempenya sekarang mesti sudah menjadi. Denganhati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan denganjarinya setiap bungkusan tempe yang ada.
Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihatisinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum menjadi!! Dia pun kaget seketikalalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudah mula merasa sedikitkecewa dan putus asa kepada Allah kerana doanya tidak dikabulkan.

Dia berasakan Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan padanya, inilahsatu-satunya punca rezekinya, hasil jualan tempe. Dia akhirnya cumaduduk sahaja tanpa mempamerkan barang jualannya sebab dia berasakan bahawatiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh menjadi. Sementara ituhari pun semakin petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudahmula kurang.

Dia meninjau-ninjau kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe merekasudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapikenyataan bahawa hari ini tiada hasil jualan yang boleh dibawa pulang.Namun jauh d i sudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepadaAllah, pasti Allah akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahawa pada hari itudia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buatkali terakhir, "Ya Allah, berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum menjadi ini."
Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita.

"Maaf ya, saya ingin bertanya, Makcik ada tak menjual tempe yang belummenjadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling pasar ini untukmencarinya tapi masih belum berjumpa lagi." Dia termenung dan terpinga-pingaseketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe,tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum menjadi.Sebelum dia menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat diaberdoa di dalam hatinya"Ya Allah, saat ini aku tidak mahu tempe ini menjadilagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin".
Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daunpenutup tempenya. Alangkah seronoknya dia, ternyata memang benartempenya masih belum menjadi! Dia pun rasa gembira dalam hatinya dan bersyukurpada Allah. Wanita itu pun memborong habis kesemua tempenya yang belummenjadi itu.

Sebelum wanita tu pergi, dia sempat bertanya wanita itu, "Mengapahendak membeli tempe yang belum jadi?"Wanita itu menerangkan bahawa anakn ya yang kini berada di Englandteringin makan tempe dari desa. Memandangkan tempe itu akan dikirimkanke England, si ibu tadi kenalah membeli tempe yang belum jadi lagi supayaapabila sampai di England nanti akan menjadi tempe yang sempurna. Kalaudikirimkan tempe yang sudah menjadi, nanti di sana tempe itu sudahtidak elok lagi dan rasanya pun kurang sedap.
Perempuan tua itu pun kehairanan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudahpun dimakbulkan oleh Tuhan...

Moral:
Pertama:
Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan sewaktuberdoa, padahal sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita perlukan danapa yang terbaik untuk diri kita.

Kedua:. Sentiasalah berdoa dalam menjalani kehidupan seharian kitasebagai hambaNya yang lemah. Jangan sekali-kali berputus asa terhadap apa yangdipinta. Percayalah bahawa Tuhan akan mengabulkan doa kita sesuaidengan rancanganNya yang mungkin di luar jangkaan kita.

Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Tuhan

Keempat : Kita sering ingin Allah memenuhi hak kita sedang kita tidakpernah mahu memenuhi hak Allah seperti menjaga SEMBAHYANG 5 WAKTU ,menyegerakan solat, berkata-kata perkara yang berfaedah dan berpesan kearah kebaikan.. oleh itu, hantarlah kepada sahabat yang lain agarkebaikan boleh sama dikongsi. Mudah-mudahan Allah suka dengan apa yang kita buat(",) ....